DINAS PERIKANAN

KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

“HARI INI HARI YANG KU TUNGGU” , BIMTEK CPIB ANGKATAN I

Admin
Selasa, 20 September 2022
376 Dibaca
...

Harau (September 2022)-Dinas Perikanan Kabupaten Lima Puluh Kota melalui bidang Pemberdayaan Usaha Perikanan (PUP), melaksanakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Cara Pembenihan Ikan Yang Baik (CPIB). Cara Pembenihan Ikan Yang Baik (CPIB) adalah pedoman dan tata cara mengembangbiakkan ikan dengan cara melakukan manajemen induk, pemijahan, penetasan telur, dan pemeliharaan larva/benih dalam lingkungan yang terkontrol melalui penerapan teknologi yang memenuhi kriteria dan persyaratan teknis, manajemen keamanan pangan dan lingkungan (PERMENKP No. 35/2016).

Bimbingan Teknis Angkatan I ini, dilaksanakan pada tanggal 19 September 2022 bertempat di Aula Dinas Perikanan Kabupaten Lima Puluh Kota yang dihadiri oleh beberapa Pokdakan  (Kelompok Pembudidaya Ikan) dari berbagai Kecamatan dan Penyuluh Perikanan Setempat. Pokdakan yang terlibat dalam BIMTEK ini yakni Pokdakan Losbat Jaya, Anugrah Aquatik, Sabuak Andaleh, Baruah Makmur, Sarasah Jaya, Harapan Jaya, Gelugur, Rahmat, Putra Sejahtera Mandiri, Baliak Rawang, Tunas Baru, Lurah Tabek Saiyo, Telaga Nirwana, Baromban Indah, serta Ngungun.

Bimtek CPIB ini menghadirkan 3 narasumber yang berasal dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat (Firman Hamidi, S.Pi) dan Dinas Perikanan Kabupaten Lima Puluh Kota (Nurkholid, S.Pi dan Ade Jati Otorita, S.Tr.Pi). Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Dinas Perikanan, Mohd. Siswanto, S.Pi., M.Si. Dalam pembukaanya Siswanto menuturkan agar para peserta Bimtek melakukan interaksi langsung dengan para narasumber sehingga materi yang disampaikan menumbuhkan percikan-percikan semangat dalam menekuni budidaya ikan (aquaculture based on passion).

Dalam Kesempatan itu Firman Hamidi menerangkan Cara Pembenihan Yang Baik merupakan standar sistem mutu perbenihan paling sederhana/dasar yang harus diterapkan oleh pembenih ikan dalam memproduksi benih ikan yang bermutu, dengan cara melakukan manajemen induk, pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva/benih dalam lingkungan yang terkontrol melalui penerapan teknologi yang memenuhi persyaratan SNI atau persyaratan teknis lainnya, serta memperhatikan biosecurity, ketelusuran (traceability) dan keamanan pangan (food safety).

“Untuk mendapatkan hasil budidaya yang produktif (productive aquaculture) harus diawali dengan kualitas induk yang baik. Hal ini sesuai dengan pedoman CPIB yakni mendapatkan benih ikan bermutu (tumbuh cepat, tahan terhadap penyakit, tidak mengandung residu kimia, ukurannya seragam, adaptif, efisien dalam penggunaan pakan dan sintasannya tinggi” ujarnya.

Disisi lain, Nurkholid menjelaskan tentang Teknik Pembenihan Ikan Gurami (Osphronemus gouramy). Pemasangan sarang benih ikan gurami dilakukan dengan kemiringan 450. Sarang ini terbukti efektif dikarenakan larva ikan mengikat langsung ke ijuk. Pemilihan induk gurami harus memenuhi syarat yakni panjang total (total lenght) dan bobot (weight) sehingga induk berkualitas, minimal 2-2,5 kg/ekor untuk betina dan 800 gr-1,5 kg/ekor untuk jantan.

“Perbandingan induk gurame jantan dan betina adalah 1 : 4. Induk akan bertelur setelah 4-6 hari dari masuknya induk ke kolam pemijahan (spawning area). Hendaknya pengambilan telur di lakukan di pagi hari dan sore hari sedangkan pengangkatan sarang telur harus di lakukan dengan hati-hati” terangnya.

Lebih lanjut, Ade Jati Otorita mengungkapkan Cacing sutera (Tubifex sp) merupakan pakan alami (natural food) bagi larva ikan (juvenile) yang banyak digunakan oleh pelaku utama perikanan dikarenakan mudah dicerna oleh ikan. Selain itu gerakan aktif (behavior) dari cacing sutera dapat merangsang larva ikan untuk memakannya.

“Saat ini sebagian besar pasokan cacing sutera didapatkan dari hasil tangkapan di alam  dengan kualitas yang tidak terjamin, bahkan dapat menjadi agen pembawa penyakit (carrier). Pada umumnya cacing sutera  yang terdapat di alam merupakan salah satu indikator parameter kualitas air” pungkasnya.

Pada musim penghujan, saat kegiatan pembenihan banyak dilakukan, cacing sutera sulit didapatkan. Sehingga salah satu alternatif yang dilakukan adalah dengan melakukan kegiatan budidaya (aquaculture)” (Ardana et al., 2018 ., Pardiansyah et al., 2014).

Di akhir Bimbingan Teknis, Sekretaris Dinas Perikanan, Ir. Masmariel didampingi Kepala Bidang PUP, Ira Mainaliza, S.Pi mengucapkan terima kasih kepada para narasumber dan seluruh unsur yang terlibat . “Hal ini merupakan upaya kami sebagai pemerintah dalam rangka manuver perikanan khususnya kepada Pokdakan, sehingga pelaku utama perikanan dapat memperluas ekspansi pengetahuannya dalam menggeluti budidaya ikan ”, jelasnya.

 

 

Ray S.St.Pi dan Tim PUP.

Berita terkait
share Bagikan berita
facebook Facebook
whatsapp Whatsapp
twitter Twitter
`

Feedback